AdemnyaBojonegoroNews.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro — Sebanyak 9 pintu Bendung Gerak di Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dibuka seluruhnya. Pembukaan semua pintu untuk merilis air ini bertujuan mengontrol daya tampung bendung gerak guna pengendalian terjadinya banjir luapan.
Kepala Sub Divisi Operasional Sumber Daya Air, Bengawan Solo II, Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I, Agung Wicaksono mengatakan, tinggi muka air sesuai Automatic Water Level Recorder (AWLR) atau alat pengukur muka air otomatis per pukul 12.00 WIB berada di bawah level Siaga Hijau atau Siaga 3.
“Kami buka 9 pintu Bendung Gerak Bojonegoro semuanya, turun sedalam 2 sampai 3 meter, untuk merilis debit air yang akan datang dari hulu,” kata Agung Wicaksono kepada Suarabanyuurip.com, Senin (16/12/2024).
Pembukaan 9 pintu bendung gerak ini akan dilakukan sampai dengan debit yang ada di hulu mengalami penurunan, sehingga operator dapat mengontrol atau melakukan pengendalian banjir. Hal yang sama juga dilakukan di Bendung Gerak yang ada di Babat dan Sembayat.
Selain itu, terang Agung, pengendalian ini juga untuk mengantisipasi, karena di Bendungan Wonogiri telah memasuki level siaga. Sebab ada travel time atau waktu tempuh debit air, sehingga rilis air dari 9 pintu berguna memberi ruang air dari hulu bisa masuk ke bendung gerak.
“Sehingga nantinya tidak terjadi banjir (luapan Bengawan Solo),” terangnya.
Meski begitu, ketinggian air di Bendung Gerak Bojonegoro dalam kondisi normal. Kendati ada tren kenaikan muka air. Terkait hal ini, Jasa Tirta memiliki batasan siaga. Untuk Bendung Gerak Bojonegoro, level Siaga Hijau atau Siaga 3-nya berada di angka 15,21 meter. Siaga Kuning atau Siaga 2 berada di angka 16,21 meter, dan Siaga Merah atau Siaga 1 berada di ketinggian air 17,21 meter.
“Kondisi per pukul 12.00 WIB di Bendung Gerak Bojonegoro, elevasinya berada di 14,9 meter. Masih berada di bawah Siaga Hijau, sehingga masih normal, karena trennya naik, maka kami atasi dengan pembukaan 9 pintu,” tegasnya.
Dijelaskan, beberapa upaya preventif atau cegah dini yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I, melihat pada ramalan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo, yang memprediksi puncak musim hujan pada Bulan Januari 2025.
“Maka ketika puncak curah hujan tadi sesuai BMKG betul terjadi pada Bulan Januari tahun depan, kondisi Bendung Gerak ini sudah mampu untuk menampung datangnya aliran air dari hulu, sehingga masyarakat sekitar bendung-bendung gerak yang kami kelola tidak terdampak adanya banjir,” tandasnya.(fin)